Kurban Lebih dari Sekadar Tren: Ustadz Anti Galau Ingatkan Ujian Ketakwaan Sejati

2025-05-21
Kurban Lebih dari Sekadar Tren: Ustadz Anti Galau Ingatkan Ujian Ketakwaan Sejati
Priangan Timur News

Jakarta - Ibadah kurban menjadi sorotan utama menjelang Hari Raya Idul Adha. Namun, di tengah tren berbagi momen kurban di media sosial, Ustadz Shufi Zainal Mutaqin, yang lebih dikenal dengan panggilan Ustadz Anti Galau, mengingatkan umat Muslim bahwa kurban bukan sekadar validasi gaya hidup atau konten media sosial. Menurutnya, kurban adalah ujian ketakwaan yang sesungguhnya.

“Kurban ini bukan tentang bagaimana kurban Anda terlihat di mata orang lain, bukan tentang siapa yang paling mewah atau siapa yang paling banyak berkurban. Ini adalah ujian dari Allah SWT untuk menguji ketakwaan kita,” tegas Ustadz Anti Galau dalam sebuah ceramahnya yang kini viral di berbagai platform media sosial.

Ustadz Anti Galau menjelaskan bahwa inti dari ibadah kurban adalah kesungguhan dalam berbagi kepada sesama dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ia menekankan bahwa kurban yang berkualitas bukanlah ditentukan oleh harga hewan kurban, melainkan oleh niat yang tulus dan ketulusan dalam berbagi.

Lebih dari Sekadar Tren

Fenomena kurban yang seringkali dikaitkan dengan gaya hidup mewah dan konten media sosial memang menjadi perhatian tersendiri. Banyak orang berlomba-lomba menampilkan momen kurban mereka di media sosial, seolah-olah kurban menjadi ajang pamer atau validasi sosial. Hal ini, menurut Ustadz Anti Galau, menyimpang dari makna hakiki ibadah kurban.

“Kita harus kembali ke esensi kurban, yaitu berbagi kepada yang membutuhkan, menumbuhkan rasa empati, dan meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT. Jangan sampai kurban menjadi ajang untuk mencari popularitas atau validasi dari orang lain,” pesannya.

Ujian Ketakwaan yang Sesungguhnya

Ustadz Anti Galau menambahkan bahwa ibadah kurban adalah ujian ketakwaan yang sangat penting. Dengan berkurban, umat Muslim diuji kemampuannya untuk menahan diri dari hal-hal yang disukai, seperti daging hewan kurban, dan menyalurkannya kepada yang membutuhkan. Hal ini merupakan bentuk pengorbanan dan pengendalian diri yang sangat dihargai oleh Allah SWT.

“Kurban mengajarkan kita tentang berbagi, tentang pengorbanan, dan tentang rasa syukur. Mari kita jadikan ibadah kurban ini sebagai momentum untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT,” ajaknya.

Pesan untuk Generasi Muda

Ustadz Anti Galau juga menyampaikan pesan khusus untuk generasi muda. Ia mengajak generasi muda untuk memahami makna hakiki ibadah kurban dan menjauhi tren kurban yang hanya sebatas validasi gaya hidup.

“Generasi muda harus menjadi agen perubahan dalam memaknai ibadah kurban. Jangan hanya terpaku pada tren media sosial, tetapi pahami esensi kurban sebagai ujian ketakwaan dan bentuk berbagi kepada sesama,” pungkasnya.

Pernyataan Ustadz Anti Galau ini mendapat respon positif dari berbagai kalangan umat Muslim di Indonesia. Banyak yang setuju bahwa ibadah kurban haruslah dilakukan dengan niat yang tulus dan bukan hanya untuk mencari perhatian di media sosial.

Rekomendasi
Rekomendasi