Peringatan! Serangan Ransomware Berlapis Mengincar Rumah Sakit di Asia Pasifik, Waspada!

Jakarta, Indonesia – Sektor kesehatan di kawasan Asia Pasifik kini menghadapi ancaman serius dari serangan ransomware berlapis yang semakin canggih. Serangan ini tidak hanya mengunci data penting, tetapi juga memanfaatkan berbagai taktik untuk memaksimalkan dampak dan kerugian finansial. Para ahli keamanan siber memperingatkan bahwa rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya harus segera meningkatkan postur keamanan mereka.
Apa Itu Ransomware Berlapis?
Berbeda dengan serangan ransomware tradisional yang hanya mengandalkan enkripsi data, serangan berlapis (layered ransomware) menggunakan kombinasi beberapa teknik jahat. Dalam kasus ini, penyerang menggunakan Distributed Denial of Service (DDoS) untuk membanjiri sistem target dengan lalu lintas palsu, sehingga membuatnya tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Setelah sistem lumpuh, penyerang kemudian mengeksploitasi kerentanan pada perangkat atau sistem pihak ketiga yang terhubung ke jaringan rumah sakit. Ini bisa berupa perangkat medis yang tidak diperbarui, sistem manajemen rekam medis, atau bahkan sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning).
Target Utama: Sektor Kesehatan yang Rentan
Mengapa sektor kesehatan menjadi target utama? Beberapa alasan utama meliputi:
- Data Sensitif: Rumah sakit menyimpan data pasien yang sangat sensitif, termasuk riwayat medis, informasi keuangan, dan data pribadi lainnya. Data ini sangat berharga bagi penyerang yang dapat menjualnya di pasar gelap atau menggunakannya untuk pemerasan.
- Ketergantungan pada Sistem: Rumah sakit sangat bergantung pada sistem komputer untuk menjalankan operasi sehari-hari, mulai dari penjadwalan janji temu hingga pemantauan pasien. Serangan ransomware dapat mengganggu operasi ini dan membahayakan keselamatan pasien.
- Tekanan Waktu: Dalam situasi darurat, rumah sakit seringkali terpaksa membayar tebusan untuk mendapatkan kembali akses ke data mereka, karena menunda perawatan dapat membahayakan nyawa pasien.
Strategi Pertahanan: Zero Trust dan Mikrosegmentasi
Lalu, bagaimana cara melindungi diri dari ancaman ransomware berlapis ini? Para ahli merekomendasikan dua strategi utama:
- Zero Trust: Model keamanan Zero Trust berasumsi bahwa tidak ada pengguna atau perangkat yang dapat dipercaya secara default, baik di dalam maupun di luar jaringan. Setiap akses ke data atau sumber daya harus diverifikasi dan diautentikasi secara ketat.
- Mikrosegmentasi: Mikrosegmentasi membagi jaringan menjadi segmen-segmen kecil yang terisolasi. Jika satu segmen terkompromi, penyerang tidak dapat dengan mudah berpindah ke segmen lain, membatasi dampak serangan.
Langkah-langkah Pencegahan Tambahan:
- Pembaruan Reguler: Pastikan semua perangkat lunak dan sistem operasi diperbarui dengan patch keamanan terbaru.
- Pelatihan Karyawan: Latih karyawan untuk mengenali dan menghindari serangan phishing dan rekayasa sosial.
- Backup Data: Buat backup data secara teratur dan simpan di lokasi yang aman dan terisolasi.
- Pemantauan Keamanan: Implementasikan sistem pemantauan keamanan yang dapat mendeteksi dan merespons aktivitas mencurigakan secara real-time.
Kesimpulan
Ancaman ransomware berlapis terhadap sektor kesehatan di Asia Pasifik adalah nyata dan semakin meningkat. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya harus mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan postur keamanan mereka dan melindungi data pasien mereka. Dengan menerapkan strategi Zero Trust, mikrosegmentasi, dan langkah-langkah pencegahan lainnya, organisasi dapat secara signifikan mengurangi risiko menjadi korban serangan ransomware.