PLTN Indonesia: Pemerintah Buka Pintu Kerjasama dengan Cina dan Rusia untuk Teknologi SMR

2025-06-20
PLTN Indonesia: Pemerintah Buka Pintu Kerjasama dengan Cina dan Rusia untuk Teknologi SMR
Tirto.ID

Jakarta, Indonesia – Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kemungkinan kerjasama dengan Cina dan Rusia untuk pengadaan teknologi Small Modular Reactor (SMR) dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) berkapasitas 500 MW hingga tahun 2034. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya diversifikasi sumber energi dan memenuhi kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat.

Keputusan untuk mempertimbangkan teknologi SMR dari Cina dan Rusia didasarkan pada penilaian bahwa teknologi tersebut sangat sesuai dengan kebutuhan Indonesia. SMR memiliki beberapa keunggulan dibandingkan PLTN konvensional, termasuk ukuran yang lebih kecil, biaya yang lebih rendah, waktu konstruksi yang lebih singkat, dan fleksibilitas dalam penempatan. Selain itu, SMR juga dapat dibangun di lokasi yang terpencil atau memiliki akses terbatas, sehingga memperluas jangkauan pasokan listrik.

Mengapa Cina dan Rusia?

Cina dan Rusia merupakan pemimpin dalam pengembangan teknologi SMR. Keduanya memiliki pengalaman yang signifikan dalam membangun dan mengoperasikan reaktor nuklir, dan menawarkan solusi teknologi yang kompetitif. Cina, khususnya, telah berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan SMR dan memiliki beberapa reaktor yang sedang beroperasi atau dalam tahap konstruksi. Rusia juga memiliki teknologi SMR yang matang dan menawarkan kerjasama yang menarik bagi Indonesia.

Proses Seleksi yang Ketat

Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa proses seleksi teknologi SMR akan dilakukan secara transparan dan ketat. Selain Cina dan Rusia, pemerintah juga terbuka untuk mempertimbangkan penawaran dari negara-negara lain yang memiliki teknologi SMR yang berkualitas. Penilaian akan didasarkan pada beberapa faktor, termasuk keamanan, keandalan, biaya, dan kemampuan transfer teknologi.

Manfaat PLTN SMR bagi Indonesia

Tantangan dan Pertimbangan

Meskipun menjanjikan, pembangunan PLTN SMR juga menghadapi tantangan dan pertimbangan, termasuk masalah keamanan, pengelolaan limbah radioaktif, penerimaan publik, dan regulasi yang ketat. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dan memastikan bahwa PLTN SMR dibangun dan dioperasikan dengan aman dan bertanggung jawab.

Kesimpulan

Keputusan pemerintah untuk mempertimbangkan kerjasama dengan Cina dan Rusia dalam pengembangan PLTN SMR merupakan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan proses seleksi yang ketat dan komitmen terhadap keamanan dan keberlanjutan, PLTN SMR berpotensi menjadi kontributor penting bagi masa depan energi Indonesia.

Rekomendasi
Rekomendasi